Rusia Akhirnya Tak Tahan Juga

Selain Indonesia, Rusia mungkin juga salah satu negara yang paling merana di dekade 90an. Bagaimana tidak, setelah runtuhnya Uni Soviet yang mengakibatkan buyarnya negeri terluas di bumi dengan hampir 22 juta kilometer daratan (indonesia hanya 1.9 juta kilometer luasnya), Rusia mewarisi hampir semua masalah peninggalan dari Uni Soviet. Negara yang meliputi hampir tujuh zona waktu itu mulai dari kiev sampai semenanjung kamchatskaya di tepi selat bering pecah berkeping-keping dengan menyisakan Rusia sebagai bagian terbesarnya yang meliputi luas hampir 17 juta kilometer (masih terluas di bumi juga sih :) ).

Rusia memang layak mewarisi tradisi Soviet, ketika negara2 maju lain dan negara berkembang lain serta negara susah lain (termasuk Indonesia) kelimpungan karena melambungnya harga minyak, Rusia justru pesta pora karenanya. Hal ini tak lain dan tak bukan karena langkah berani dari pemerintah Rusia dalam mengambil alih beberapa aset perusahaan minyak yang ada disana (sepertinya perlu ditiru Indonesia neh…).

Kembali ke soal tradisi Soviet, dengan uang yang melimpah hasil minyak, Rusia mulai menghidupkan kembali armada2 militernya dibeberapa pangkalan strategis. Mulai dari pangkalan laut hitam, hingga pangkalan laut utara dan selat bering yang berbatasan dengan musuh bebuyutannya yaitu AS. Rusia juga kembali menghidupkan armada patroli udara dengan Tu-95 yang mampu terbang dari laut Baltic hingga ke selat bering dan balik lagi ke laut Baltic. Sesuatu yang tentunya membuat AS dan sekutunya semakin miris.

AS dan sekutunya lewat NATOnya boleh saja mengepung Rusia dari segala penjuru dengan pangkalan rudal pertahanan dimana-mana, tapi tetap saja jantung Rusia masih terlalu jauh dari sana. Rusia mungkin selama ini berusaha memendam amarahnya terhadap NATO atas aggresivitas NATO untuk mengajak bergabung negara2 bekas Soviet kesana. Tapi Rusia tetaplah Rusia..beruang merah tetaplah beruang merah…dan bila saatnya tiba tidak ada yg bisa menghalanginya. Dan korban pertamanya adalah Georgia, bekas Soviet jg. AS dan NATO pun tak mampu berbuat banyak. Satu hal yang pasti meski Rusia berjanji menarik diri dari Georgia, ini sebenarnya hanyalah gertakan saja buat AS dan sekutunya, bahwa Rusia ternyata masih negara adidaya. Kita tunggu gertakan2 Rusia selanjutnya…

Bookmark the permalink.

Comments are closed.